Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya - Fulus

Jumat, November 15, 2024

Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

Fulus.biz.id - Pengangguran adalah salah satu masalah ekonomi yang hampir dihadapi oleh setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Pengangguran terjadi ketika seseorang yang aktif mencari pekerjaan tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasinya. Fenomena ini berdampak signifikan pada perekonomian, karena dapat menurunkan daya beli masyarakat, mengurangi produksi barang dan jasa, serta meningkatkan angka kemiskinan.

Source: Pexels

Dalam dunia ekonomi, pengangguran tidak hanya didefinisikan sebagai keadaan tidak bekerja saja. Pengangguran dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis berdasarkan penyebab dan karakteristiknya. Untuk memahami lebih dalam tentang fenomena ini, kita perlu mengenal jenis-jenis pengangguran yang sering terjadi dan apa yang menjadi pemicunya.

1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat adanya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mencari pekerjaan baru atau berpindah pekerjaan. Jenis pengangguran ini bersifat sementara dan biasanya dialami oleh individu yang sedang berada dalam proses transisi dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.

Penyebab pengangguran friksional bisa sangat beragam, seperti:

  • Pindah domisili yang mengharuskan seseorang untuk mencari pekerjaan baru di lokasi baru.
  • Perubahan karir, di mana seseorang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebelumnya demi mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan minat atau kualifikasinya.
  • Lulusan baru yang belum memiliki pengalaman kerja dan sedang mencari pekerjaan pertama.

Meskipun pengangguran friksional sering dianggap sebagai bentuk pengangguran yang alami dan tidak terlalu berbahaya bagi ekonomi, peningkatan durasi pengangguran jenis ini bisa menjadi sinyal bahwa terdapat masalah dalam efisiensi pasar tenaga kerja.

2. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)

Pengangguran struktural terjadi karena adanya perubahan struktural dalam perekonomian yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja. Jenis pengangguran ini lebih serius dibandingkan dengan pengangguran friksional karena biasanya bersifat jangka panjang dan memerlukan upaya serius untuk mengatasinya.

Beberapa faktor penyebab pengangguran struktural antara lain:

  • Perkembangan teknologi, di mana otomatisasi dan digitalisasi menggantikan pekerjaan manual, sehingga beberapa profesi menjadi usang.
  • Perubahan pola konsumsi masyarakat, yang menyebabkan beberapa industri mengalami penurunan permintaan, sementara industri baru yang lebih inovatif tumbuh pesat.
  • Globalisasi, yang mendorong produksi dipindahkan ke negara dengan biaya tenaga kerja lebih murah, mengakibatkan pekerja di negara asal kehilangan pekerjaan.

Pengangguran struktural sering kali memerlukan intervensi berupa pelatihan ulang tenaga kerja dan peningkatan keterampilan (reskilling dan upskilling) agar tenaga kerja dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri yang terus berubah.

3. Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang disebabkan oleh fluktuasi dalam siklus ekonomi, yaitu ketika terjadi resesi atau perlambatan ekonomi. Dalam kondisi ekonomi yang lemah, permintaan terhadap barang dan jasa menurun, sehingga perusahaan mengurangi produksi dan mem-PHK pekerja.

Pengangguran siklikal sering kali dipandang sebagai pengangguran yang paling merusak, karena terjadi dalam skala besar dan dapat berdampak pada seluruh sektor ekonomi. Penyebab utama dari pengangguran ini adalah penurunan permintaan agregat, yang mengarah pada pengurangan produksi dan tenaga kerja.

Misalnya, selama krisis ekonomi global pada tahun 2008, banyak negara mengalami peningkatan pengangguran siklikal yang sangat signifikan karena perusahaan-perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terpaksa mengurangi jumlah karyawan. Untuk mengatasi pengangguran ini, pemerintah sering kali melakukan kebijakan stimulus ekonomi, seperti penurunan suku bunga atau peningkatan belanja publik untuk mendorong permintaan dan menciptakan lapangan kerja.

4. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya fluktuasi musiman dalam permintaan tenaga kerja. Jenis pengangguran ini biasanya terjadi pada industri yang permintaannya bervariasi sesuai dengan musim atau waktu tertentu, seperti pertanian, pariwisata, atau konstruksi.

Contoh pengangguran musiman yang umum adalah pekerja di sektor pertanian yang hanya bekerja selama musim panen, atau pekerja di sektor pariwisata yang mengalami penurunan permintaan selama musim sepi wisatawan.

Meskipun pengangguran musiman relatif mudah diprediksi, namun dampaknya bisa cukup signifikan di wilayah atau sektor tertentu yang sangat bergantung pada aktivitas musiman. Dalam beberapa kasus, pemerintah atau perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak pengangguran musiman, seperti memberikan pelatihan tambahan atau menawarkan pekerjaan sementara selama periode di luar musim utama.

5. Pengangguran Teknologi (Technological Unemployment)

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi karena kemajuan teknologi yang mengakibatkan beberapa pekerjaan menjadi tidak lagi relevan atau digantikan oleh mesin. Dengan adanya otomatisasi, robotika, dan kecerdasan buatan (AI), pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini dapat dilakukan dengan lebih efisien oleh mesin.

Sebagai contoh, di sektor manufaktur, penggunaan robot untuk melakukan tugas-tugas seperti perakitan telah mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Meskipun otomatisasi dapat meningkatkan produktivitas, namun hal ini juga menciptakan tantangan bagi tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan untuk mengoperasikan atau merawat teknologi baru tersebut.

Pemerintah dan perusahaan perlu bekerja sama untuk menghadapi pengangguran teknologi dengan cara menyediakan program pelatihan dan pendidikan ulang bagi tenaga kerja yang terdampak, sehingga mereka dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi di tempat kerja.

6. Pengangguran Konstruktif (Disguised Unemployment)

Pengangguran konstruktif adalah kondisi di mana seseorang terlihat bekerja, tetapi produktivitasnya sangat rendah atau tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil produksi. Pengangguran jenis ini sering ditemukan di sektor informal atau di negara-negara berkembang, di mana banyak orang terlibat dalam pekerjaan yang sebenarnya tidak memerlukan banyak tenaga kerja.

Misalnya, dalam pertanian subsisten di pedesaan, beberapa anggota keluarga mungkin bekerja di lahan yang sama, tetapi keberadaan mereka tidak benar-benar meningkatkan hasil panen. Pengangguran konstruktif juga bisa terjadi di kantor atau perusahaan di mana ada terlalu banyak staf untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya bisa ditangani oleh jumlah pekerja yang lebih sedikit.

7. Pengangguran Terselubung (Hidden Unemployment)

Pengangguran terselubung adalah pengangguran yang tidak tercatat dalam statistik resmi, tetapi sebenarnya ada. Contoh pengangguran terselubung adalah individu yang berhenti mencari pekerjaan karena merasa tidak ada peluang pekerjaan yang tersedia atau tidak lagi yakin bisa mendapatkan pekerjaan. Selain itu, mereka yang bekerja paruh waktu tetapi ingin bekerja penuh waktu juga termasuk dalam kategori pengangguran terselubung.

Pengangguran terselubung sering kali menjadi perhatian karena angka pengangguran resmi bisa terlihat lebih rendah daripada kenyataan di lapangan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu memperhatikan tidak hanya mereka yang aktif mencari pekerjaan, tetapi juga mereka yang telah menyerah atau terpaksa bekerja di bawah kapasitasnya.

Mengatasi Pengangguran

Sumber: Pexels

Untuk mengatasi berbagai jenis pengangguran yang ada, pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang tepat berdasarkan karakteristik dan penyebab pengangguran tersebut. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan penciptaan lapangan kerja baru.
  • Menyediakan program pelatihan dan pendidikan ulang untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
  • Meningkatkan efisiensi pasar tenaga kerja dengan memperbaiki sistem informasi kerja dan memperpendek durasi pengangguran friksional.
  • Melakukan kebijakan fiskal dan moneter yang proaktif untuk menstabilkan ekonomi dan mengurangi pengangguran siklikal.

Akhir Kata

Pengangguran adalah masalah kompleks yang memiliki berbagai jenis berdasarkan penyebabnya. Pengangguran friksional, struktural, siklikal, musiman, teknologi, konstruktif, dan terselubung adalah bentuk-bentuk pengangguran yang memerlukan solusi berbeda-beda. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan menciptakan kondisi ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan, dengan meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan mendorong inovasi di berbagai sektor industri.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda